Info Lowongan Kerja

Belajar Bahasa Inggris ???

Merenung, bukan berarti melamun. merenung lebih bermakna pada berpikir secara lebih mendalam mengenai suatu hal, masalah, pemikiran, gagasan dan hal yang diniatkan untuk diwujudkan. Sedangkan melamun lebih berarti pada “angan-angan”. Halaman ini terwujud sebagai ruang tempat penulis merenungkan sesuatu. Semoga perenungan ini akhirnya menetas menjadi sesuatu yang berguna. Amiin



Free Automatic Backlink




Sunday, September 13, 2009

Umat Islam Indonesia (tak terkecuali) bagian dari perkembangan masyarakat dunia juga

TwitThis
Manusia-manusia liberal modern di negeri-negeri terbelakang (dunia ketiga) telah mewarisi corak peradaban yang merupakan dampak (tak langsung) akibat pertikaian sengit antara kalangan Gereja dengan para ilmuwan dan filosof di abad-abad pertengahan. Di saat masyarakat mendukung kebenaran-kebenaran ilmiah dari pemikiran Karl Marx di bidang ilmu politik-ekonomi (bukan seni politik-ekonomi) serta penemuan Sigmund Freud di bidang ilmu psikologi (bukan seni psikologi), maka secara emosional mereka memparalelkan bahwa kesalahan sistem Gereja itu identik dengan kesalahan iman Kristiani, hingga mengandung konsekuensi meremehkan Al-Kitab dan melecehkan Nabi Isa sekaligus. Dengan itu muncullah pemikir-pemikir filsafat eksistensialisme yang memuncak pada Nietzsche, Camus dan Sartre, dan konsisten mengumandangkan atheisme, daripada memilih beriman pada Tuhan yang dianggap tak henti-hentinya menyelenggarakan chaos, korupsi dan peperangan. Pemikiran itu terus-menerus menjadi pijakan sebagian ilmuwan dunia hingga hari ini, dan ada benarnya bila para cendikiawan muslim (ulama) menjuluki sistem politik-ekonomi-budaya yang sedang berkembang (dan marak di Indonesia) sebagai peradaban yang diilhami dari "ideologi kafir" atau "ideologi setan". Meskipun kita harus hati-hati dan tekun menelusuri latarbelakang sejarah manusia Indonesia: mengapa peradaban seperti itu bisa laris mendominasi kultur imajinasi masyarakat kita? Apa yang salah dan keliru pada diri kita selama ini? Ironisnya, saat ini ada banyak kalangan intelektual, pengusaha hingga politisi kita yang konsekuen meremehkan pentingnya arti solat, karena praktek solat dianggap berkaitan dengan sistem birokrasi dari para penguasa mesjid dan para penyelenggara haji (Depag) yang juga sarat korupsi dan penyelewengan. Begitupun kalangan seniman (budayawan) kita, yang terlampau semangat menyuarakan liberalisme, karena kehidupan seksual (seks bebas) identik dengan pemenuhan libidinal yang membuat hidup manusia jadi cerdas, kreatif dan produktif. Inilah yang membuat kita harus banyak berpikir dan rajin mengadakan introspeksi-diri: sudah benarkah solat kita selama ini? Sudah benarkah cara-cara hidup berrumah-tangga kita selama ini? Apabila solat kita sudah membawa pencerahan pada moralitas dan kecerdasan spiritual kita; lantas kehidupan rumah-tangga mampu membangkitkan kecerdasan intelektual kita, maka masyarakat dunia pun pantas berharap bahwa kaum muslimin memang layak menjadi panutan dan teladan bagi keadilan, kesejahteraan dan perdamaian dunia...

0 comments:

Post a Comment

 

Counter

Free Hit Counter
M2E Logo

Increase your back-link numbers and therefore your website's page rank by: 1.Back-links, page rank and keywords ANALYSIS and 2. Back-link rotation exchange rotation system & Google-Bot detection and behavior analysis

Related Website

Internet Sehat
http://umurevolution.files.wordpress.com/2009/03/flag.png?w=509&h=339

Indonesian Muslim Blogger

Twitter Blog Templates © Copyright by Muhamad Thorik Blog - [Buah Pikiran, Renungan] | Template by BloggerTemplates | Blog Trick at Blog-HowToTricks